Sabtu 12 Januari 2013. KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul ā€œJABIR AL-BATTANIā€ Makalah ini berisikan tentang informasi Tentang Kehidupan Al-Battani. JAKARTA – Meskipun populer dan nyaring didengar, tapi jarang dikenal. Demikianlah gambaran dari sosok pahlawan nasional asal Muhammadiyah, Otto Iskandardinata. Wajahnya tercetak pada lembar mata uang Rupiah pecahan 20 ribu, emisi tahun 2004 hingga 2021. Sedangkan namanya dipakai sebagai salah satu ruas jalan paling ramai dan terkenal di Jakarta dan Bandung, yaitu jalan Otista Otto Iskandardinata. Tapi siapa yang kenal perjuangannya untuk bangsa Indonesia? Jejak Otto tertinggal dalam sejarah perjalanan kemerdekaan, berdirinya PSSI Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia, hingga berdirinya TNI Tentara Nasional Indonesia. Ayam Jantan dari Bumi Pasundan Raden Otto Iskandardinata lahir pada 31 Maret 1897 di Bojongsoang, Kabupaten Bandung. Ayahnya, Haji Rachmat Adam adalah keturunan bangsawan Sunda bernama Nataatmadja. Privilege dari keluarga bangsawan menjadikannya menempuh pendidikan terbaik. Setelah tamat pendidikan dasar di Hollandsch-Inlandsche School HIS Bandung, Otto melanjutkan ke Kweekschool Onderbouw Sekolah Guru Bagian Pertama Bandung. Setelah itu, dirinya pindah ke Pekalongan untuk menempuh pendidikan di Hogere Kweekschool Sekolah Guru Atas di Purworejo, Jawa Tengah dan sempat mengajar di HIS Banjarnegara. Perjuangan lewat pendidikan dilakukan Otto karena dia beranggapan bahwa bangsa Indonesia akan merdeka dari penjajahan jika mereka berhasil diubah menjadi bangsa yang berilmu, demikian pendapat Edi Kandhani dalam Sejarah 20 Desember Wafatnya Si Jalak Harupat’ Otto Iskandar Dinata. Usai menempuh pendidikan, Otto kembali ke Bandung pada Juli 1920. Di sana dia menjadi guru di HIS dan Perguruan Rakyat. Di Bandung, Otto menjabat sebagai Wakil Ketua Budi Utomo BU cabang Bandung pada periode 1921-1924. Pergerakannya dengan Budi Utomo membuatnya kembali ke Pekalongan dan menjadi Wakil Ketua BU Cabang Pekalongan di tahun 1924 sekaligus menjadi anggota dewan rakyat, Gemeenteraad semacam DPRD. Semenjak kecil, Otto memiliki nyali yang tinggi dan tidak suka berbasa-basi. Sejak menjadi siswa, Otto juga sering menunjukkan kritik terang-terangan terhadap diskriminasi antara anak pribumi dan anak Belanda dalam pendidikan. Hal inilah yang menjadikan dirinya dijuluki sebagai Si Jalak Harupat’, demikian ungkap Nina H. Lubis dalam Si Jalak Harupat, Biografi Otto Iskandardinata 2003. Di Pekalongan nampaknya julukan Si Jalak Harupat’ semakin melekat. Jalak Harupat adalah sebutan untuk jenis ayam jantan dalam bahasa Sunda yang dimitoskan sebagai ayam yang kuat, pemberani, nyaring saat berkokok, selalu menang saat diadu. Selama di Gemeenteraad, Otto yang bernyali tinggi dan tidak suka basa-basi kerap mengkritik pengusaha perkebunan Belanda yang sering bertindak kasar terhadap para pribumi. Tidak hanya rajin bersuara, Otto juga mendirikan Sekolah Kartini untuk mendidik para remaja puteri di Pekalongan. Sikap ini membuat Otto berselisih dengan Residen Pekalongan dan dianggap membahayakan oleh pemerintah kolonial akibat banyaknya masyarakat Pekalongan yang simpatik. Itulah alasan mengapa Otto kemudian dipindahkan ke Batavia. Mengajar di Muhammadiyah, Menapak Jejak di Persija dan PSSI Setibanya di Batavia menjelang tahun 1928, dirinya berusia 30 tahun. Otto bergabung dengan Muhammadiyah dan menjadi guru SMA Algemene Middelbare School AMS Muhammadiyah di Jalan Kramat Raya 49. Di tempat inilah, dirinya menjadi Kepala Sekolah dan mengajak kader Muhammadiyah lain yang juga pahlawan nasional, Ir. Djuanda Kartawidjaja mengabdi menjadi guru pada tahun 1933. Otto juga-lah yang nanti memberi rekomendasi Djuanda untuk menjadi direktur atau kepala sekolah tersebut. Demikian ungkap Arya Ajisaka dalam Mengenal Pahlawan Indonesia 2008. Selama di Jakarta, Otto juga menjadi tokoh kunci Paguyuban Pasundan. Sebagai sosok pecinta sepakbola, Otto menggunakan olahraga ini sebagai salah satu alat perjuangan kemerdekaan. Maka tak heran ketika saat itu masih dalam semangat Sumpah Pemuda 1928, Otto mengizinkan gedung tempatnya mengajar dijadikan tempat rapat pendirian VIJ Voetbalbond Indonesia Jacatra atau cikal bakal Persatuan Sepakbola Jakarta Persija. Rapat tertanggal 20 Oktober 1929 yang dihadiri Mohammad Hoesni Thamrin, dan pendiri VIJ, Soeri adalah wujud Muhammadiyah membantu perjuangan Bangsa Indonesia melawan penjajah lewat sepak bola. Demikian sebut Ario Yosia dalam Feature Persija Muhammadiyah. Di Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia PSSI, Otto tidak masuk dalam jajaran pengurus, melainkan bergerak mandiri dengan mengelola Majalah Olahraga yang aktif memberitakan kegiatan PSSI sejak 1930 dengan bumbu nasionalisme. Anggota BPUPK dan Pengusul Nama Soekarno Sebagai Presiden RI Selama mengajar di Muhammadiyah, Otto ditarik menjadi anggota Volksraad semacam DPR pada 1935. Di masa penjajahan Jepang, Otto menjadi pemimpin surat kabar Tjahaja yang didirikan sebagai reaksi atas pembredelan surat kabar Sipatahunan 1942. Menjelang Proklamasi Kemerdekaan, Otto menjabat dalam Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia PPKI. Dalam kapasitasnya sebagai anggota panitia itu, dia turut serta menyusun Undang-Undang Dasar 1945. Selama menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan BPUPK, Otto merupakan sosok pertama yang mengusulkan Soekarno sebagai presiden dan kemudian diterimas secara aklamasi oleh anggota BPUPK lainnya yang mayoritas muslim dan santri, demikian tulis Abdul Munir Mulkhan dalam Marhaenis Muhammadiyah 2010. Syahid Dibunuh, Akhir Hidup Si Jalak Harupat Setelah Indonesia merdeka, Otto menjabat sebagai Menteri Negara dalam Kabinet Presidensil pertama yang bertugas mempersiapkan terbentuknya BKR dari laskar-laskar rakyat yang tersebar di seluruh Indonesia. Badan Keamanan Rakyat BKR merupakan cikal bakal Tentara Nasional Indonesia TNI. Secara garis besar, saat itu laskar-laskar mayoritas terbelah menjadi dua poros, yakni para pasukan bekas didikan Jepang, Heiho Pembela Tanah Air dan pasukan desersi dari militer Belanda KNIL. Ketegasannya dalam gagasan penyatuan dua kubu berbeda ini di dalam BKR ditengarai menjadi api pemantik dibunuhnya Otto Iskandardinata. Akibat fitnah yang diterimanya sebagai anggota mata-mata Belanda, sekumpulan prajurit berpakaian hitam-hitam Laskar Hitam menculiknya pada hari Rabu jam 5 sore tanggal 19 Desember 1945. Pasukan yang datang menggunakan truk dari Tangerang itu membawa Otto ke pantai Desa Ketapang, sekira 2 Km dari dari Mauk. Bersama tawanan lain bernama Hasbi, Otto disiksa dengan tangan terikat lalu dibunuh dan mayat mereka dibuang ke laut. Mayatnya pun tak pernah ditemukan, demikian ungkap harian Pikiran Rakjat tertanggal 20 Desember 1952. Pembunuhan Otto sulit dicegah, apalagi saat itu Indonesia dalam keadaan genting. Di waktu yang sama, sore hari 19 Desember 1945, terjadi pertempuran Karawang-Bekasi dan peperangan di beberapa daerah lainnya. Kematian, penculikan dan pembunuhan para tokoh pemimpin pemerintahan di Jawa Barat juga sering terjadi di masa itu 1945, demikian catat kantor berita Antara tanggal 22 Desember 1952. Pemerintah Indonesia, akhirnya menetapkan tanggal 20 Desember 1945 sebagai tanggal kematian Si Jalak Harupat. Meski jenazahnya tidak pernah ditemukan, pemakaman kembali secara simbolik dilakukan di Taman Bahagia, Lembang pada 21 Desember 1952. Pasir dan air laut pantai Mauk dimasukkan dalam peti sebagai simbol jenazah Otto Iskandardinata. Pemakaman sendiri disaksikan oleh sahabatnya, Djuanda yang kala itu menjabat sebagai Menteri Perhubungan. Otto Iskandardinata diangkat sebagai Pahlawan Nasional berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 088/TK/Tahun 1973, tanggal 6 November 1973. Selain sebuah ā€œMonumen Pasir Pahlawanā€ di Lembang didirikan untuk mengenang dirinya, kegagahan namanya menjelma menjadi nama sebuah stadion olahraga di desa Kopo dan Cibodas, Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung, yaitu Stadion Si Jalak Harupat. Hits 377 DestaAryani Perbaikan Latihan dan Ulangan Bahasa Indonesia SMAN 41 Thn 2017. 6. Desta Aryani Perbaikan Latihan dan Ulangan Bahasa Indonesia SMAN 41 Thn 2017. Cermati paragraf berikut untuk menjawab soal nomor 1 dan 2. Pembelajaran bahasa Indonesia untuk peserta didik menyisipkan peristiwa sejarah dengan harapan dapat memperkuat kepribadian Awal KahirupanOtto Iskandardinata dibabarkeun dina tanggal 31 Maret 1897 diBojongsoang, Oto katurunan bangsawan Sunda nu namina Nataatmadja. Oto anak katilutina salapan sakola dasarna diHollandsch-Inlandsche SchoolHIS Bandung, diteruskeun jeung diKweekschool OnderbouwSakola Guru Bagean Kahiji Bandung, jeung di Hogere KweekschoolSekolah Guru Atas diPurworejo,Jawa beres sakola, Oto jadi guru HIS diBanjarnegara,Jawa Juli 1920, Oto pindah ka Bandung terus ngajar di HISbersubsidi jeung perkumpulan Perguruan Rakyat. Pra kamerdekaan Dina kegiatan gerakanna di waktu saacan kamerdekaan,Otto Iskandardinata pernah ngajabat Wakil KetuaBudi Utomocabang Bandung dina periode1921-1924,sarta jeung jadi Wakil Ketua Budi Utomocabang Pekalongan tahun 1924. Waktu harita, anjeunna jadi anggota Gemeenteraad "DewanKota" Pekalongan ngawakilan Budi oge aktif dina organisasi budaya Sundaanu ngaranna Paguyuban Pasundan. Anjeunna jadi Sekretaris Pengurus Besar taun1928,jeung jadi ketuana dina periode1929-1942. Organisasi eta mancen dina widang pendidikan, sosial-budaya, politik, ekonomi, kepemudaan, jeung pemberdayaan oge jadi anggotaVolksraad"Dewan Rakyat", samisal DPR nu dibentuk dina mangsaHindiaBelandaperiode1930-1941. Dinamangsa jajahan Jepang,Oto jadi Pemimpin surat kabarTjahaja1942-1945. Anjeunnaterus jadi anggotaBPUPKI jeungPPKInu dibentuk ku pamarentah pendudukan Jepang sebagailembaga-lembaga anu ngabantu persiapan kemerdekaan Indonesia. Pasca kemerdekaan Sanggeus proklamasi kemerdekaan, Oto ngajabat jadiMenteri NegaradinakabinetanumimitiRepublik Indonesia taun 1945. Anjeunna mancen tugas nyiapkeun dibentuknaBKRtinalaskar-laskar rahayat anu nyebar di saantero Indonesia. Dina ngalaksanakeun tugasna, Otodiperkirakeun geus nimbulkeun rasa teu puas dina salah sahiji laskar eta. Anjeunna jadi korbanpenculikan sakelompok jalma nu ngaranna Laskar Hitam , teupikeun akhirna leungit jeungdiperkirakeun dibunuh di daerahBanten. Pahlawan nasional Oto Iskandar di Nata diangkat jadi Pahlawan Nasional berdasarkeu Surat Keputusan PresidenRepublik Indonesia No. 088/TK/Taun 1973, tanggal 6 November 1973. Salah sahiji monumenperjuangan Bandung Utara diLembang,Bandunganu ngaranna "Monumen Pasir Pahlawan"didirikeun keur ngabadikeun Oto Iskandar di Nata oge diabadikeun jadi ngaran jalan di sabeberaha kota di Indonesia. jajak Oto Dina PETA Sok jadi pertanyaan, kunaon Otto Iskandardinata teu dianggap jadi salah sahiji pendiri TNI? Padahal ampir sakabeh pagawean Oto dina era Jepang jeung sangeus kamerdekaan sok ngahiji jeung teu pernah aya urusan langsung jeung teknis kemiliteran, tapi aktif ngabantu di luar hal sarua jeung posisinya jadi direktur Sipatahoenan jeung Tjahaja, tapi sacara resmianjeunna teu pernah diakui jadi tokoh pers nasional. Nu diakuna jadi tokoh pers nyaeta para mantanpemred dua harian eta. Soal peran salah sahiji tokoh dina perjuangan eta nu akhirnya memang balikdeui ka tafsir surat Gatot ditarima sacara hade ku Saiko Sikikan, samisal tokoh-tokoh lainna, Oto 7/10/43ngirimkeu n surat dukungan. "… yen nu ngananda tangan sadia lahir batin keur digunakeun keur PasukanSukarela eta ...", kitu antara lain ditulis Oto dina suratnya. Yen pendidikan calon Peta nyaeta urusanpenguasa militer Jepang, maka Oto jeung tokoh-tokoh laina ngadirikeun hiji badan pendamping samisallembaga sipil keur ngadukung kapentingan prajurit. mungkin itu yang bisa saya sampaikan dalam artikel kali ini tentang Biografi Otto Iskandardinata dalam bahsa sunda baca juga contoh makalah dalam bahasa sunda di sini Tweet Share Share Share Share Sign up here with your email
SutardjoKartohadikusumo 6. Mr. A.A. Maramis 7. R. Otto Iskandar Dinata 8. Drs. Muh. Hatta Pada tanggal 22 Juni 1945 diadakan rapat gabungan antara Panitia Kecil, dengan para anggota BPUPKI yang

Oleh Iip Yahya ā€œBagaimana cara pemindahan kekuasaan dapat dilakukan?ā€ tanya Oto Iskandar di Nata kepada Soekarno. ā€œIni bukan pemindahan,ā€ jawab Soekarno. ā€œTindakan itu akan bersifat penyerahan’.ā€ Oto tetap menginginkan kata ā€œpemindahanā€, karena tidak mengandung paksaan. Akhirnya, kata ā€œpemindahanā€ disepakati bersama. Sebelumnya kata tersebut diubah Soekarno dengan kata ā€œpenyerahanā€. KUTIPAN dialog di atas menunjukkan adanya fakta kehadiran Oto Iskandar di Nata dalam rapat perumusan naskah proklamasi, Jumat, 17 Agustus 1945. BM Diah sebagai pelaku sejarah, merekam peristiwa penting itu dalam bukunya, ā€œAngakatan Baru 45ā€ 1983, h. 243-44. Selain Oto, tokoh asal Sunda lainnya yang memberi masukan adalah Iwa Kusumasumantri. Menyusul disepakatinya kata ā€œpemindahanā€, maka Iwa menyarankan kata ā€œdiselenggarakanā€ untuk menggantikan kata ā€œdiusahakanā€. Coretan-coretan dalam naskah asli tulisan tangan Soekarno yang berhasil diselamatkan Diah, mengabadikan dinamika rapat pada dinihari itu. Dengan kesaksian BM Diah ini, kita diingatkan bahwa Oto terlibat dalam hampir semua peristiwa paling menentukan menjelang kemerdekaan RI. Selain ikut merumuskan naskah proklamasi, sebagaimana sudah popular, Oto ikut ā€œmenentukanā€ presiden dan wakil presiden RI yang pertama melalui sidang PPKI. Dengan keterlibatan yang sangat mendalam itu, menjadi aneh ketika di kemudian hari ada sejumlah pihak yang meyakini bahwa Oto berkhianat pada Repubik Indonesia. Ada yang menyebutnya sebagai mata-mata sekutu/NICA, ada juga yang menuduhnya menjual kota Bandung. Priyatna Abdurrasyid, seorang pelaku sejarah dalam peristiwa Bandung Lautan Api, dalam memoar yang dituturkannya kepada Ramadhan KH 2001 mengutarakan, ā€œMundurnya pasukan dari Bandung yang dikosongkan ternyata kemudian dikambinghitamkan kepada Oto Iskandar di Nata yang pada saat itu diculik oleh pasukan tak dikenal dan dibunuh di Mauk, Tangerangā€. Menurut Priyatna, selain informasi yang simpang siur tentang ditangkapnya Oto, kabar itu disertai pula tuduhan bahwa Oto telah menjual Bandung kepada Sekutu. Sebagai prajurit muda, Priyatna tak bisa mengerti adanya fitnah itu. Ia hanya bisa merasakan bahwa tuduhan itu sebagai bagian dari permainan politik tingkat tinggi. Sampai hari ini masih ada yang meyakini bahwa Oto benar-benar berkhianat. Hal ini menunjukkan fitnah terhadap Oto itu terkesan ā€œdipeliharaā€. Tuduhan itu, sekalipun tidak terbuka dan tertulis, seolah-olah kebenaran sejarah yang terus diwariskan dan tidak pernah ada klarifikasi dari pihak-pihak yang melakukannya. Padahal tuduhan itu tidak pernah bisa dibuktikan. Sementara Oto sebagai tertuduh, telah mengalami nasib yang menggenaskan dan keluarganya dalam waktu yang cukup lama harus menjalani hidup yang ā€œsengsaraā€. Memoar dr. Djundjunan Setiakusumah 2002 bisa sedikit membantu dalam upaya menemukan pelaku fitnah atas Oto. Menurut Djundjunan, suatu hari di penghujung 1945, di rumah sakit Situsaeur tempatnya bertugas, ia menerima secarik kertas yang di dalamnya tertulis nama-nama orang Sunda yang akan diculik oleh suatu golongan pemuda. Nama-nama itu semuanya bekas pengurus Paguyuban Pasundan, yaitu Puradiredja, Oto Iskandar di Nata, Nitisomantri, Ukar Bratakausumah, Djundjunan, Oto Subrata, dan Adjat Sudradjat. Setelah menerima daftar itu, Djundjunan segera melapor kepada walikota dan residen, tetapi kurang mendapatkan tanggapan. Dan daftar itu ternyata benar adanya dengan munculnya serangkaian penculikan. ā€œOto Iskandar di Nata diuber-uber. Baru tertangkap di Master Cornelis dengan tipu muslihat,ā€ papar Djundjunan. Siapakah golongan pemuda yang dimaksud Djundjunan? Bagaimana sebenarnya duduk perkara yang membuat Oto difitnah sebagai mata-mata Sekutu/NICA dan menjual kota Bandung satu miliun? Awalnya adalah pertemuan Oto dengan Kusna Poeradiredja di Jakarta, di rumah Ijos Wiriaatmadja. Kusna pada waktu itu meyakini bahwa NICA akan menang perang sehingga ia memilih berada di pihak NICA. Karena Kusna mantan tokoh JOP organ pemuda dalam paguyuban Pasundan, Oto meminta Ukar Bratakusumah, kawan seangkatannya, agar menemui Kusna untuk dapat dibujuk memihak republik. Akan tetapi kedua pemuda itu tidak berhasil menemukan titik temu, Kusna tetap di pihak NICA. Peristiwa tersebut dicatat dalam biografi Ukar yang terbit 1995. Nah, pertemuan dengan Kusna yang berseragam NICA itulah yang dijadikan dasar tuduhan mata-mata NICA kepada Oto dan Ukar. Sementara soal uang satu miliun, itu adalah pemberian seorang perwira Jepang bernama Ichiki Tatsuo. Biografi Mr. Soedjono yang disunting Soebagijo IN 1983 menjelaskan soal ini. Oto dan Ichiki akrab melalui dunia jurnalistik. Keduanya sama-sama menerbitkan majalah dwimingguan Pradjoerit, media untuk tentara PETA dan Heiho. Setelah Jepang menyerah kepada Sekutu, di antara para perwira Jepang yang memiliki akses pada uang rampasan, ada yang memilih untuk memberikannya kepada tokoh-tokoh Indonesia yang mereka percayai, untuk digunakan sebagai bekal perjuangan. Uang itu berasal dari rampasan perang ketika Jepang mengalahkan Belanda pada 1942, maka uangnya berupa gulden Belanda. Di kemudian hari, Ichiki yang kecewa kepada negaranya yang dinilainya ā€œmeninggalkanā€ Indonesia dalam agresi militer Belanda, ikut berjuang memihak RI. Ichiki juga sangat menyesali nasib Oto yang dibunuh karena menerima uang darinya. Ichiki lalu memimpin Pasukan Gerilya Istimewa di Malang. Ia gugur pada pertempuran sengit dengan pasukan Belanda di lereng gunung Semeru Selatan pada 9 Januari 1949. Sebagai penghargaan atas jasanya, 15 Pebruari 1958, ketika berkunjung ke Jepang, Presiden Soekarno menyimpan prasasti perjuangan Ichiki di Kuil Budha Shei Shoji di Minatoku, Tokyo. Dengan demikian, tuduhan bahwa Oto menjadi mata-mata NICA dan menjual Bandung adalah tuduhan yang gegabah dan semena-mena. Dua fitnah yang jelas merugikan nama baik Oto dan keluarganya. Kalau sebuah hadits Nabi menyatakan ā€œfitnah lebih kejam dari pembunuhanā€, maka Oto mengalami kedua-duanya, pencemaran nama baik & pembunuhan yang sadis. Bahwa kebenaran itu akan muncul dengan caranya sendiri, dapat dirasakan dalam kasus Oto. Setelah puluhan tahun kematiannya, barulah fakta-fakta itu ditemukan dan dapat dirangkai untuk membuktikan bahwa pahlawan Sunda ini clear, bersih, tidak tercela sebagaimana difitnahkan kepadanya. Kalau memakai prinsip mafhum mukhalafah makna kesebalikan, dengan fakta yang ditemukan, bisa disimpulkan bahwa Oto adalah benar dan penuduhnya adalah salah. Jadi, para penuduhnya itulah yang sejatinya telah berkhianat kepada perjuangan RI dan kepada kepentingan Sunda. Merekalah yang telah mengambil keuntungan politik-ekonomi-sosial di atas kematian Oto dan cerai-berainya tokoh-tokoh Paguyuban Pasundan. Meminjam istilah yang terkenal sekarang, fitnah atas Oto itu ā€œberdampak sistemikā€, sebab telah memutus mata rantai sejarah Sunda dalam bingkai NKRI. Oto yang sangat berjasa dalam proses kemerdekaan RI, dicederai oleh tuduhan yang mengada-ada. Penulis adalah penyusun buku Oto Iskandar di Nata the Untold Stories.

DickyIskandar Dinata. Kerabat. Otto Iskandardinata (kakek) Nur Kurniati Aisyah Dewi yang dikenal sebagai Nia Dinata (lahir 4 Maret 1969) adalah seorang sutradara Indonesia. [2] [3] Perempuan berdarah Sunda dan Minang ini [4] adalah cucu dari pahlawan nasional Otto Iskandardinata [1] dan putri dari Dicky Iskandardinata.
Biografi Otto Iskandar Dinata Versi Bahasa from Biografi Oto Iskandar Dinata Bahasa Sunda Oto Iskandar Dinata adalah seorang pujangga Sunda yang disegani dan menginspirasi banyak orang. Ia menulis banyak puisi, lagu dan drama yang sangat populer di kalangan masyarakat Sunda. Ia juga pernah menjadi Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sukabumi di tahun 1990. Biografi Oto Iskandar Dinata Bahasa Sunda ini membicarakan tentang kehidupannya, karya-karyanya, serta pengaruhnya bagi masyarakat Sunda. Asal Dan Pendidikan Oto Iskandar Dinata Oto Iskandar Dinata lahir di Desa Kebon Pedes, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pada tanggal 22 Februari 1946. Ia lulus dari SMP Negeri 2 Sukabumi, SMA Negeri 1 Sukabumi, dan menyelesaikan studinya di Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran Bandung. Karya-Karya Oto Iskandar Dinata Oto Iskandar Dinata membuat banyak karya termasuk puisi, lagu, dan drama. Dia menulis beberapa buku, antara lain ā€œJalir Jangjiā€ 1991, ā€œUdah Suka Berimajinasiā€ 1996, ā€œDilema dan Puisiā€ 1998, dan ā€œPuisi-puisi Oto Iskandar Dinataā€ 2000. Selain itu, ia juga menulis lagu-lagu Sunda seperti ā€œKecupat Cintaā€, ā€œBikin Baeā€, ā€œUlah Ceurikā€, dan ā€œUlah Baeā€. Ia juga menulis beberapa drama, seperti ā€œCinta Menantiā€ 1989, ā€œDuka Menantiā€ 1990, dan ā€œSaudara Menantiā€ 1992. Pengaruh Oto Iskandar Dinata bagi Masyarakat Sunda Karya-karya Oto Iskandar Dinata sangat berpengaruh bagi masyarakat Sunda. Puisi-puisinya yang mendalam membicarakan tentang cinta, kehidupan, dan kepercayaan. Lagu-lagunya menginspirasi banyak orang dan membuat mereka tertawa dan bersenang-senang. Drama-dramanya juga menarik minat banyak pemirsa dan membuat mereka berfikir tentang berbagai isu. Oto Iskandar Dinata juga berpartisipasi aktif dalam pengembangan budaya Sunda. Ia menjadi Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sukabumi pada tahun 1990. Ia juga menjadi anggota Dewan Kesenian Jakarta Dewan Kesenian Indonesia pada tahun 1996. Kesimpulan Oto Iskandar Dinata adalah seorang pujangga Sunda yang disegani dan menginspirasi banyak orang. Ia menulis banyak puisi, lagu dan drama yang sangat populer di kalangan masyarakat Sunda. Ia juga berpartisipasi aktif dalam pengembangan budaya Sunda. Karya-karyanya yang mendalam membicarakan tentang cinta, kehidupan, dan kepercayaan membuat banyak orang terinspirasi. Oto Iskandar Dinata adalah salah satu pujangga Sunda yang paling berpengaruh di era modern ini. Padabulan september 1914, perkumpulan Pasundan didirikan di Jakarta bertujuan mempertinggi derajat kesopanan, kecerdasan, memperluas, tenaga kerja, dan kehidupan masyarakat. Diantara pemimpinya ialah R. Kosasih Surakusumah, R. Otto Kusuma Biografiinohong sunda singkat Biograpi Oto Iskandar Dinata dalam Bahasa Sunda. Mudah-mudahan bisa bermanfaat terutama bagi kamu yang mendapat tugas membuat biografi artis atau tokoh idola dengan bahasa sunda di sekolah. Contoh autobiografi diri sendiri 1. Biografi Bahasa Sunda Tentang Tokoh Artis Idola OhTheme. Sejarawan pujangga, dan penulis buku. Pencatat pertama dasar-dasar tata bahasa Melayu, yang kelak dalam Kongres Pemuda Indonesia 28 Oktober 1928 ditetapkan sebagai Bahasa Indonesia. Pahlawan Nasional: Keppres No. 52/TK/2010, tanggal 11 November 2010. J. Leimena (dr. Johanes Leimena) Berasal dari Maluku Usia saat meninggal : 72 tahun .
  • e9s9ffshv6.pages.dev/42
  • e9s9ffshv6.pages.dev/61
  • e9s9ffshv6.pages.dev/320
  • e9s9ffshv6.pages.dev/349
  • e9s9ffshv6.pages.dev/315
  • e9s9ffshv6.pages.dev/233
  • e9s9ffshv6.pages.dev/137
  • e9s9ffshv6.pages.dev/365
  • e9s9ffshv6.pages.dev/187
  • biografi otto iskandar dinata dalam bahasa sunda